·
Komponen Abiotik
Komponen Abiotik meliputi
berbagai komponen-komponen yang berperan dalam keseimbangan lingkungan.
Komponen-komponen abiotik adalah sebagai berikut.
1. Udara
Udara adalah sekumpulan gas yang
membentuk atmosfer dan menyelimuti bumi. Udara bersih dan udara kering yang ada
di atmosfer mengandung gas dengan komposisi permanen, yaitu 21,94% oksigen (O2); 78,09% Nitrogen (N2) ; 0,032% karbon
dioksida (CO2); dan gas lain (Ne, He, Kr, Xe, H2, CH4, N2O). Selain dari itu, udara juga
mengandung gas yang jumlahnya dapat berubah-ubah seperti sulfor dioksida (SO2), uap air (H2O), nitrogen dioksida
(NO2), ozon (O3). Fungsi Udara adalah untuk menunjang kehidupan bagi
seluruh penghuni ekosistem. Contohnya gas O2 yang digunakan untuk respirasi
makhluk hidup dan gas CO2 yang digunakan untuk proses fotosintesis tumbuhan.
2. Air
Air mengandung berbagai jenis unsur atau
senyawa kimia dalam jumlah bervariasi, contohnya natrium, fosfat, kalsium,
nitrit, amonium. Jumlah unsur yang terkandung dalam air bergantung dengan
kualitas udara dan tanah yang dilalui air. Air dapat berubah wujud menjadi
bentuk uap, cairan atau es; yang bergantung pada suhu lingkungan disekitarnya.
Volume air yang ada dibumi mencapai 1.400.000.000 km kubik, yang dirinci
sekitar 97% berupa air laut, 2% berupa gunung es yang ada dikedua kutub bumi,
0,75% yang berupa air tawar (mata air, sungai, danau, air tanah), dan
selebihnya itu berupa uap air.
3. Cahaya matahari
Intensitas dan kualitas cahaya
memengaruhi proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga pada
lingkungan air, fotosintesis terjadi di sekitar permukaan yang terjangkau
cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya yang besar membuat peningkatan
suhu sehingga hewan dan tumbuhan tertekan
4.Tanah
Tanah terbentuk karena proses destruktif (pelapukan
batuan, pembusukan senyawa organik) dan sintesis (pembentukan
mineral). Komponen tanah yang utama, yaitu bahan organik, air, bahan mineral,
dan udara. Tumbuhan mengambil air dan garam-garam mineral yang ada di dalam
tanah. Sementara manusia memanfaatkan tanah sebagai lahan pemukiman,
peternakan, perkantoran, pertanian, pertambangan, perindustrian, dan kegiatan
transportasi.
5. Suhu
Suhu adalah derajat energi panas yang
berasal dari radiasi sinar, terutama yang bersumber dari matahari. Suhu udara
berbeda-beda disetiap ekosistem yang bergantung pada garis lintang (latitude)
dan ketinggian tempat (altitude). Makin dekat kutub, suhu udara pun
makin dingin dan kering. Suhu merupakan faktor pembatas bagi kehidupan dan
memengaruhi keanekaragaman hayati disuatu ekosistem. Umumnya, makhluk hidup
dapat bertahan hidup dilingkungan yang memiliki suhu 0°C-40°C. Pada suhu
rendah,beberapa jenis makhluk hidup akan melakukan hibernasi (tidak aktif),
namun akan aktif jika suhu kembali normal.
6. Garam Mineral
Konsentrasi garam memengaruhi kesetimbangan
air dalam organisme melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial beradaptasi
dengan lingkungan dengan kandungan garam tinggi.
7. Kelembapan
Kelembapan dipengaruhi oleh intensitas,
angin, cura hujan, dan sinar matahari. Kelembapan memengaruhi pertumbuhan
tumbuhan. Daerah yang memiliki tingkat kelembapan berbeda akan menghasilkan
sebuah ekosistem yang memiliki komposisi yang berbeda.
8. Derajat Keasaman (pH)
Keadaan pH tanah berpengaruhi terhadap
kehidupan tumbuhan. Tumbuhan akan tumbuh dengan baik bila memiliki pH optimun,
yaitu berkisar 5,8-7,2. Nilai pH tanah dipengaruhi oleh curah hujan, penggunaan
pupuk, aktivitas akar tanaman dan penguraian mineral tanah.